1. Home
  2. Berita
  3. CSRRP Berakhir: Mewujudkan Sulawesi Tengah Tangguh Bencana
CSRRP Berakhir: Mewujudkan Sulawesi Tengah Tangguh Bencana

CSRRP Berakhir: Mewujudkan Sulawesi Tengah Tangguh Bencana

Dengarkan Berita Ini

Pengakhiran Program Central Sulawesi Rehabilitation and Reconstruction (CSRRP). Acara pengakhiran itu  dirangkai  dengan Workshop Tangguh Bencana (Sulteng Tabel)  di Hotel Aston (12/12/2024). Acara ini menandai berakhirnya upaya besar dalam mengembalikan wilayah yang terdampak bencana yang melanda Sulawesi Tengah pada tahun 2018. 

Dalam momen penting itu, Ketua Satgas Pelaksana Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Sulteng, Arie Setiadi Moerwanto, menyampaikan refleksi atas pencapaian besar yang telah diraih dalam program yang berlangsung lebih dari empat tahun ini.

Pada kegiatan Workshop Sulteng Tabe juga ditandai dengan launching buku berjudul  Transformasi Sulteng Tangguh Bencana, Lima Tahun Kipra Kementerian PUPR Mengawal Rehabilitasi dan Rekonstruksi Sulawesi Tengah. Acara itu ditandai dengan penyerahan buku dari Kasagas Bencana Arie Setiadi Moeerwanto kepada Sekretaris Provinsi Sulawesi Tengah, Novalina Wiswadewa.

Launching Buku berjudul Transformasi Sulteng Tangguh Bencana

Pembangunan Hunian Tetap dan Infrastruktur Tangguh Bencana

Salah satu pencapaian paling signifikan dari CSRRP ungkap Moerwanto adalah, pembangunan hunian tetap (Huntap) dan infrastruktur permukiman yang aman serta dapat bertahan dalam menghadapi bencana alam di masa depan. Pembangunan ini tidak hanya memberikan tempat tinggal yang layak bagi masyarakat yang terdampak, tetapi juga menghadirkan lingkungan yang lebih tangguh dan berkelanjutan.

“Selama lebih dari empat tahun, kami telah menerapkan konsep Build Back Better,  tidak hanya fokus pada pembangunan kembali, tetapi juga memperhatikan kualitas hidup masyarakat. Prinsip utama yang kami pegang adalah tahan gempa, ramah lingkungan, serta memperhatikan aksesibilitas dan kesetaraan gender dalam setiap desain,” ujar Arie Setiadi Moerwanto pada sesi konferensi pers.

Program ini memastikan bahwa masyarakat tidak hanya kembali ke rumah mereka, tetapi juga tinggal di tempat yang lebih aman, dengan infrastruktur yang lebih kokoh dan siap menghadapi ancaman bencana di masa depan. Konsep pembangunan ini melibatkan berbagai pihak, mulai dari pemerintah, sektor swasta, hingga organisasi non-pemerintah, yang bekerja secara sinergis untuk mewujudkan kondisi yang lebih baik. 

Perhatian Terhadap Fasilitas Publik dan Kebutuhan Dasar

Selain pembangunan hunian, program CSRRP juga fokus pada pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat, termasuk pembangunan fasilitas publik yang sangat dibutuhkan, seperti rumah sakit, sekolah, universitas, kantor, dan sarana umum lainnya.  Semua fasilitas publik ini dirancang dengan memastikan, masyarakat dapat kembali menjalani aktivitas sehari-hari dengan lebih normal dan nyaman.

“Program ini juga memperhatikan pentingnya fasilitas publik yang tahan bencana, seperti rumah sakit yang dapat melayani warga dalam keadaan darurat, serta sekolah yang aman bagi anak-anak untuk melanjutkan pendidikan mereka tanpa khawatir tentang keselamatan,” tambah Arie Setiadi Moerwanto.

Pendekatan Ramah Lingkungan dan Inklusivitas

Salah satu aspek penting yang diutamakan dalam program ini adalah keberlanjutan lingkungan. Setiap bangunan dan infrastruktur dirancang dengan memperhatikan prinsip-prinsip ramah lingkungan, seperti penggunaan material yang tahan lama, efisien dalam penggunaan energi, serta menjaga kelestarian alam sekitar.

Selain itu, program CSRRP juga mengedepankan aspek inklusivitas, memastikan bahwa setiap individu, tanpa terkecuali, dapat mengakses dan menikmati manfaat dari pembangunan ini. Hal ini tercermin dalam desain yang memperhatikan kebutuhan kaum disabilitas serta kesetaraan gender. Setiap aspek dari perencanaan dan pembangunan dilakukan dengan melibatkan masyarakat setempat, untuk memastikan bahwa kebutuhan dan aspirasi mereka tercermin dalam proses rekonstruksi.

Talkshow Program CSRRP Sulawesi Tengah

Menciptakan Masa Depan yang Lebih Tangguh

Dengan berakhirnya program CSRRP, Sulawesi Tengah kini telah memasuki fase baru yang lebih stabil dan tangguh. Meski demikian, Arie Setiadi Moerwanto menegaskan bahwa upaya pemulihan ini bukanlah akhir dari perjalanan, tetapi justru awal dari tantangan baru dalam memastikan keberlanjutan pembangunan dan ketangguhan masyarakat menghadapi ancaman bencana di masa depan.

"Melalui program ini, kami telah meletakkan dasar yang kuat untuk masa depan yang lebih aman dan berkelanjutan bagi masyarakat Sulawesi Tengah. Kami berharap keberhasilan ini dapat menjadi model bagi daerah lain yang juga menghadapi ancaman bencana serupa," tutup Arie Setiadi Moerwanto pada sesi penutupan CSRRP.

Berakhirnya CSRRP, Sulawesi Tengah kini memiliki fondasi yang lebih kokoh untuk membangun kembali kehidupan yang lebih baik dan lebih tangguh menghadapi tantangan bencana di masa depan. Program ini membuktikan,  melalui kolaborasi, inovasi, dan perhatian terhadap kebutuhan masyarakat, pemulihan setelah bencana dapat dicapai dengan lebih efektif dan berkelanjutan.

Pemberian CSRRP Award dari Kementerian PUPR kepada Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah

Acara Pengakhiran

Workshop Sulteng Tabe juga digelar Talk Show,   dengan  narasumber, Arie Setiadi Moerwanto, M.Sc.- Ketua Satgas Pelaksana Penanggulangan Bencana Pasca di Sulteng,  Moh. Hidayat Lamakarate,  Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Tengah Periode 2017 – 2020, Danang Samsurizal,  Kepala Bagian Rekayasa Sosial pada Biro Bina Pemberdayaan Masyarakat Sekretariat Daerah DI. Yogyakarta dan Muhammad Marzuki, Dosen Antropologi, Center For Peace Studies and Conflict Management, Universitas Tadulako

Selain itu digelar Tari Kreasi oleh Komunitas Seni Salibow, juga pemberian CSRRP Award dari Kementerian PUPR kepada Pemerintah Provinsi Sulteng, Pemerintah Kota Palu, Kabupaten Donggala dan Kabupaten Sigi  dan kepada kelompok masyarakat yang berkontribusi dalam pelaksanaan CSRRP. Acara diakhiri dengan pembacaan Deklarasi Keberlanjutan CSRRP yang  dibacakan langsung Sekretaris Provinsi Sulteng Novalina Wiswadewa, Walikota Palu, Bupati Sigi dan Bupati Donggola